Pengertian Etnosentrisme, Lengkap dengan Faktor, Dampak, dan Cara Menyikapinya

Etnosentrisme adalah suatu paham yang berkaitan dengan budaya. Istilah ini dipahami dan dimaknai oleh masyarakat dengan cara yang berbeda-beda.

Secara sederhana, etnosentrisme menjadi paham yang memandang kebudayaan yang dipercayai lebih baik dari yang lain. Dalam tatanan masyarakat, pandangan ini bisa memberi dampak positif dan negatif.

Lantas apa yang memengaruhi etnosentrisme?

Pengertian Etnosentrisme

Dikutip dari buku “Antropologi Kelas XI” karya Nurcahyono, etnosentrisme adalah sikap memandang budaya sendiri lebih baik dibanding budaya lain. Segala hal dilihat dari sudut pandang etniknya sendiri.

Hal ini membuat orang-orang yang memiliki paham etnosentrisme cenderung merendahkan kebudayaan dan masyarakat lain.

Secara etimologi, etnosentrisme berarti praktik yang menilai budaya lain berdasarkan nilai atau kepercayaan diri sendiri. Kata ethnos yang diambil dari bahasa Yunani berarti bangsa dan kentron berarti pusat.

Maka dari itu, etnosentrisme menitikberatkan perilaku menerapkan budaya atau etnis sendiri sebagai acuan menilai budaya, praktik, perilaku, kepercayaan kepada seseorang.

Orang-orang etnosentris menilai kelompok lain adalah relatif terhadap kelompok atau kebudayaannya sendiri. Terutama jika berhubungan dengan bahasa, perilaku, kebiasaan, dan agama.

Jenis Etnosentrisme

Ada dua jenis etnosentrisme, yaitu etnosentrisme fleksibel dan infleksibel. Etnosentrisme fleksibel adalah cara seseorang dapat belajar bagaimana mengontrol ego dan persepsi dengan tepat.

Sementara etnosentrisme infleksibel adalah wujud seseorang yang tidak dapat memahami orang dari kelompok lain yang memiliki latar belakang budaya berbeda.

Etnosentrisme sendiri bisa dipicu oleh beberapa aspek yaitu:

  • Perbedaan lingkungan (geografis)
  • Perbedaan kekayaan (status sosial)
  • Perbedaan fisik (biologis)
  • Perbedaan kepercayaan
  • Perbedaan norma sosial.

Faktor yang Memicu Etnosentrisme

Perbedaan budaya dalam sikap menjadi sumber utama etnosentrisme, yaitu kecenderungan memandang orang lain dibandingkan kelompok sendiri dan kebiasaan memandang diri sendiri sebagai kriteria penilaian orang lain.

Adapun beberapa faktor-faktor yang memunculkan etnosentrisme adalah sebagai berikut, sebagaimana dikutip dari penelitian psikolog budaya sosial John W Berry.

1. Pewarisan dan Perkembangan Budaya
Faktor ini dapat memengaruhi pembentukan dan pengarahan individu menjadi seseorang yang piawai dalam budayanya mencakup bahasa, ritual, nilai-nilai dan lain sebagainya.

2. Perilaku Sosial
Perilaku ini seperti aktivitas fisik dan psikis seseorang terhadap orang lain atau sebaliknya dalam rangka memenuhi diri atau orang lain yang sesuai dengan tuntutan sosial dalam bermasyarakat.

3. KepribadianKepribadian menjadi faktor etnosentrisme karena menjadi bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia menjadi satu kesatuan tidak terpecah belah dalam fungsinya.

Dampak Etnosentrisme

Etnosentrisme dapat menghambat perubahan yang datang dari luar, baik menghancurkan kebudayaan itu sendiri maupun mampu mendukung tujuan masyarakat suku bangsa tersebut.

Etnosentrisme identik dengan dampak yang dihasilkan meliputi perkembangan kelompok atau suatu etnik secara tertutup.

Meski begitu, etnosentrisme tidak selalu mengakibatkan perpecahan. Etnosentrisme juga dapat meningkatkan nasionalisme dan patriotisme suku bangsa tertentu, meningkatkan dan mempertahankan integrasi bangsa.

Bagaimana Cara Menyikapi Etnosentrisme?

Banyak yang dapat memunculkan paham etnosentrisme akibat keragaman budaya yang memicu pemahaman baru. Lantas, bagaimana cara menyikapi sikap etnosentrisme ini?

Hal yang perlu dilakukan adalah tidak memahami perilaku kelompok lain hanya dengan membandingkan kebiasaan dan perilaku budaya etnik sendiri. Diperlukan sikap yang dapat menumbuhkan toleransi, jiwa nasionalisme, empati, dan paham multibudaya.

Selain itu, sikap etnosentrisme juga dapat disikapi dengan cara menghidupkan kembali kearifan lokal masyarakat dan mengurangi fanatisme yang berlebihan.

Melalui upaya tersebut, masyarakat dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang keberagaman budaya dan menghargai kontribusi setiap kelompok etnis dalam kehidupan bersama.

Cara lain untuk menyikapi masyarakat yang memiliki paham etnosentrisme adalah dengan menggambarkan kenyataan bahwa fungsi dan arti suatu unsur kebudayaan bergantung pada konteks lingkungan di mana kebudayaan itu berkembang. Upaya ini disebut relativisme budaya.

Sumber : Detik Edu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *