BPS: Kian Banyak Daerah yang Harga Telur-Minyak Goreng Makin Mahal
Tribun Erogar Papua – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat semakin banyak daerah di Indonesia yang mengalami lonjakan harga pangan, mulai dari telur ayam ras hingga minyak goreng.
“Semakin banyak kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga untuk komoditas tersebut, yaitu telur ayam ras, daging ayam ras, minyak goreng, bawang putih, dan juga cabai rawit,” kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, dikutip dari YouTube Kemendagri, Senin (18/3).
Amalia mengatakan terjadi kenaikan harga telur ayam ras sebesar 6,89 persen di minggu kedua Maret 2024 dibandingkan Februari 2024. Ada 287 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga, di mana kini telur ayam ras dihargai Rp32.439 per kg.
Secara nasional, BPS mencatat ada 79,72 persen wilayah di Indonesia yang mengalami lonjakan harga beras saat masuk masa Ramadan.
“Untuk daging ayam ras, di minggu kedua Maret 2024 terjadi kenaikan harga 4,78 persen. Itu mayoritas ada di Pulau Jawa, Sumatra, dan sedikit sebagian ada di Sulawesi. Sekitar 73,61 persen wilayah di Indonesia mengalami kenaikan harga daging ayam ras,” tuturnya.
Pada minggu kedua Maret 2024 ada 265 kabupaten/kota yang mengalami lonjakan harga daging ayam ras mencapai Rp39.560 per kg. Pekan sebelumnya, hanya 250 daerah terdampak dengan harga rata-rata nasional di kisaran Rp39.345 per kg.
Sementara itu, minyak goreng mengalami kenaikan 1,20 persen di 69,72 persen wilayah tanah air. Kini, rata-rata harga migor secara nasional menyentuh Rp17.987 per kg.
“Yang perlu menjadi catatan kita, jumlah kabupaten/kota mengalami peningkatan menjadi 251 (dibandingkan pekan lalu 236 daerah) dengan rata-rata harga minyak goreng Rp17.987 per kg,” jelas Amalia.
Sedangkan beras dianggap mulai ada tanda-tanda flattening atau pergerakan harga yang mendatar. Harga beras hanya naik tipis dari Rp15.956 per kg menjadi Rp15.966 per kg pada pekan kedua bulan ini.
Bahkan, BPS mencatat daerah terdampak kenaikan harga beras mulai menurun dari 271 ke 268 kabupaten/kota.
“Ini sudah ada flattening, kelihatannya juga didorong oleh Maret (2024) ini kan perkiraan BPS produksi beras sudah mulai meningkat jauh lebih besar dibandingkan Januari (2024) dan Februari. Ini merupakan tanda-tanda yang sangat baik,” tuturnya.
“Impor beras juga cukup stabil di 442 ribu ton di Januari (2024), 439 ribu ton di Februari. Asal utama impor kita saat ini adalah Thailand, Pakistan, Myanmar, serta Vietnam,” tandas Amalia.
Sumber : CNN Indonesia